Yang Maha Mendengar,,
Yang Maha Melihat,,
Yang Maha
Mengetahui,,
Duhai Allah SWT,,
Aku hanya seorang hamba biasa, tak luput dari dosa, hina
karna nafsu, dan tak baik bila merangkai sebuah kata-kata,,
Namun aku yang hina ini selalu saja tak henti memohon pertolongan
dari Mu,,
Karna aku sadar, aku lemah, aku tak berdaya, dan aku begitu
kecil dihadapan Mu,,
Masih pantas kah Ya Allah,,
Aku meminta dan terus meminta kepadamu,,,
Namun ada satu hal yang ingin hamba ucapkan kepada Mu,,,
Terimakasih Ya Allah, kau telah menjawab do’a diantara
beberapa do’a do’a yang aku kirim,,
Karna tepat ditahun ini 2014, diusia ku yang ke 23 tahun,
aku dimalar oleh seorang pria yang sudah lama menjadi kekasih hati, selama hampir
dua setengah tahun mengenal dia, yang tadinya hanya sekedar teman pulang kerja,
sering curhat berdua, akhirnya aku pun tak dapat memungkiri aku jatuh hati
dengan dia, my jelly “Rico Novian Santosa”.
Dan tepat ditanggal 5 Juli 2014, dua keluarga kami berkumpul
membicarakan kelanjutan hubungan kita berdua untuk kemudian membawanya ke
jenjang yang lebih serius lagi yaitu sebuah pernikahan. Lamaran dimulai sekitar
pukul 5 sore, jatuh dibulan yang suci yaitu bulan ramadhan.
Jauh sebelum acara ini dimulai, hampir semua urusan dibantu
oleh kakak ku yang kedua, padahal dia itu juga harus mengurus anaknya yang
masih berumur 3 bulan, dan dia harus mondar mandir dari rumah ke pasar dengan
membawa begitu banyak belanjaan, T_T
sungguh tak tega sebenarnya hati saya, tapi harus bagaimana lagi sedangkan
kerjaan kantor memang tak bisa ditinggal sama sekali, dan jam kerja nya
berangkat pagi baru bisa pulang kerumah malam hari karna begitu macet dijalan,
tau sendiri kan kondisi jakarta ketika menjelang waktu pulang kantor pas pula
dengan waktu berbuka puasa jalanan itu seperti air yang diisi di ember kemudian
lupa mematikannya lagi jadi luber kemana mana, alias tumbah ruah ya mobil, ya
angkutan umum dan pasti sepeda motor.
Kemudian waktu yang ditentukan oleh kedua orang tuaku ini
membuat saya kelimpungan sungguh karna begitu mendadak dan jujur saja memang
diluar dari yang sudah kita rencanakan, walhasil saya hanya bisa meminta
bantuan kepada kakak-kakak saya, ada mas mukim, teh lies, mba dewi , dan mas
aji yang juga dibantu sama lek saya istri dari adiknya ibu, lek pini.
Mungkin pada awalnya kakakku juga sama kagetnya, karna belum
didiskusikan sebelumnya dengan mereka tapi mau bagaimana lagi, dengan mengucap
‘Bismillahirrahmannirrahiim’ semua dijalani. Hal yang sebenarnya sungguh
membuat ku merasa tidak enak juga yaitu ketika kaka saya yang pertama harus
membawakan peralatan prasman yang ia bawa dari tangerang menuju rumah saya
keciledug, awalnya saya berniat membantu jika memang calon saya itu memasuki
hari off dalam jadwal kerjanya tapi tiba-tiba selama menjelang hari yang
ditunggu itu dia tidak ada sama sekali jadwal offnya yang tepat, dengan berat
hati saya menulis pesan via sms ke kakak untuk dibawakan itu semua ‘tanpa aku
bisa menolong karna memang tidak ada motor untuk berangkat ke sana’..sungguh
terimakasih banyak untuk kakak pertamaku beserta istri yang sudah mau
meluangkan waktu dan tenaga bagi acara hari sabtu itu’ makaaasiiihh
baaanyyyaaak, ya mas , ya teh !!! ^o^ sekedar tahu saja yang dibawa itu ada
‘alat prasman 3 unit, tempat nasi 1 unit, peralatan buat kue seperti loyang,
gilingan molen, mixer, panci kukusan sebesar alaihim dan ndak bs saya jelaskan
satu satu karna begitu banyak, dan terakhir digital camera karna sungguh memang
saya tidak punya itu semua’.
H -2 acara,, sehabis saur kakak keduaku menyicil belanja
sayur kering, dan bumbu-bumbu untuk bisa dipersiapkan sebelum acara, dengan
membawa sikecilnya ba’da saur. Aku tau sekali bahwa kondisi jam 5 pagi hari itu
sungguh dingiiiiiiinnn, bisa dibayangkan ndak??!!”” rasanya bener-bener tidak
enak hati,,keesokan harinya pun menjelang hari H nya dia masih harus belanja ke
pasar untuk membeli beberapa bahan masakan yang digunakan dan bisa terbayang
gak ! yang dibawa itu 2 kantong plastik besar dengan berat yang lumayan bikin
pegel tangan yang pasti,, saluuut bnget buat ibu,, luar biasa,, dan maaf aku
jadi merepotkanmu .)) Thanks to my brother and my sister.
Persiapan untuk pelaksanaan kegiatan dimulai sejak pukul
03.00 dini hari, sekalian sahur yang paling pertama sih motong-motong sayurnya,
kemudian bantuin teteh buat kue hantaran, pokoknya luar biasa ngaanntuuuukk
tuuuk tuuuk, mata ku seperti hanya 1 watt. Tapi semua pekerjaan harus tetap
dilakukan, kue yang dibuat antara lain tar mini, pastel, puding dan masakan berat
contohnya sambel goreng , sop bakso, sama ayam saus kecap .. kebayang donk
semuanya serba dimasak sendiri gak ada yang pesen.
Dari megang kerjaan yang ini, pindah ke yang itu, dan
lain-lainnya, semua serba home made, waktu nya terus berjalan gak terasa sudah
masuk pukul 03.00 sore, dan masakan pun satu per satu matang, tapi masih ada
yang ribet untuk buat kuenya, karna harus dihias dahulu sebelum di packing.
Semua kedapetan tugas, yang laki-laki membersihkan rumah, perempuan semuanya
masak, ya kecuali keponakan-keponakan saya, assyyiiiik bermain saja muter-muter
dari belakang rumah ke depan,, suasana rumah begitu ramai sekaliii,,
Tak terasa waktu sudah mepet, saya pun belum mandi untuk
siap-siap, inisiatif saja untuk bilang ke ibu saya, untuk mandi duluan takut
gak kebagian waktu, karna nasi nya juga belum matang, dan barang-barang yang
ada di ruang tv harus segera disinggahkan karena juga termasuk tempat untuk
para tamu yang nantinya datang, langsung saja barang-barang hias kue pindah ke
kamar saya semua, dan gambarannya sudah seperti toko kue yang ada didalam rumah
tepatnya kamar saya pribadi, saya sudah bilang sebelumnya untuk bersiap-siap
lebih dahulu, takut keburu dateng pihak dari calon saya.
Kemudian selesai mandi, saya berdandan ala ala yang penting terlihat
rapih saja, namun sebelumnya masih sempat ke warung untuk membeli mika dan
plastik seinget saya, selesai itu saya langsung masuk kamar kakak saya dan
menunggu saja didalamnya hingga semuanya saya serahkan kepada keluarga saja,
untuk persiapan apa saja yang belum selesai sambil mengingatkan kakak laki-laki
saya untuk membawa digital kameranya keluar.
Pukul setengah 5 sore, saya mulai panik ‘dalam hati sudah
jalan belum ya si aa dari rumah’ karna waktu yang ditentukan padahal dari pukul
4 sore, kemudian saya menelepon dia untuk memastikan,, jawabannya ‘masih
menunggu keluarga yang dari pondok aren’ nanti klo sudah jalan saya kasih
tahu....””
Mendekati pukul 5 sore, kok belum juga ada kabar hati saya
mulai gelisah rasa deg-degan yang tadinya hanya lewat-lewat saja jadi
bertambah-tambah. Kemudian tak lama Hp saya berdering “Endo aku udah mau jalan,
yang ikut itu ada 2 mobil satu taksi dan motor.........!!$^&* ya udah ya
ndo aku jalan jangan lupa ada yang nunggu nanti didepan”
Toeng Toeng Haaahhh,, #MUKA PANIK. Dari jumlah yang
sebelumnya diberi tahukan itu melebihi dari yang saya bayangkan, langsung saja
saya reflek “Bu, piring nya banyak kan!!” orangnya yang dateng “Bla bla bla”
menjelaskan gambarannya.. wah langsung tetangga saya menawarkan diri untuk meminjamkannya”.
Hati tambah deg-degan ketika, kakak saya yang bertugas
sekaligus menjadi MC acara berkata “Selamat datang untuk keluarga bapak ujang”
wahh, sudah pada datang tamunya, saya yang waktu itu mengenakan pakaian gamis
berwarna hitam dengan kerudung cream duduk manis di sebelah bibi dari calon
saya, tangan saya dingin tak bisa berkata apa-apa, bingung apa yang mau
dikatakan, hanya saja saya masih sempat menyapa bibi serta anaknya yang duduk
tepat berada disebelah saya. Kemudian MC membacakan susunan acaranya, dan acara
demi acara dilalui dari pembukaan hingga sambutan sampai dengan ketika pihak
dari pelamar menanyakan kepada saya atas jawaban lamaran tersebut, “Bagaimana
mba endah diterima atau tidak ??” kemudian saya jawab dengan jelas sambil mengucap
“Bismillahirrahmanirrahim, ya saya terima pak.” Alhamdulillah semuanya mengucap
syukur para tamu yang menghadiri acara Lamaran dari kami berdua.
Kemudian acara berlanjut ke pemakaian cincin sebagai
simbolik bahwa saya telah dilamar, dengan dipakaikan oleh ibu dari calon saya
dan calon saya mendampingi sebagai saksi, saya justru jadi bingung dan otak
seperti blank, karna ketika sehabis itu saya cuma terdiam, untung saja
diingatkan oleh bapak-bapak yang ada disamping untuk langsung memberikan tanda
hormat kepada ibu bapak dari calon saya dengan sungkem kepada mereka, langsung
saya tersadar dan saya lakukan kemudian kembali duduk ke tempat sebelumnya.
Dengan perasaan campur aduk dan haru sambil berjalan balik
duduk, saya rasakan sungguh bahagia hati saya pada saat itu, rasanya berdetak
jantung ini keras sekali, luar biasa hari ini “kata saya” dengan lancar sampai
penutup acara mengucap hamdalah, selesailah rangkaian prosesi lamaran yang
diadakan dirumah. Namun karna jatuh dibulan puasa jadi acara dilanjutkan dengan
buka puasa bersama. Semua ibu-ibu repot didapur untuk menyiapkan, saya
sebenarnya ingin sekali membantu tapi saya tidak diperbolehkan dengan bapak,
sehingga saya duduk manis saja mendampingi ibu kandung saya duduk dan
berkenalan dengan keluarga dari pihak calon.
Adzan magrib tinggal hitungan menit semua ta’jil yang sudah
keluarga saya siapkan dikeluarkan satu persatu ada juga es buah dan teh hangat
untuk membatalkan, kemudian beberapa kue yang tadi sudah saya sebutkan. “Allahu
akbar 2x” adzan berkumandang semuanya terlihat senang dan membatalkan puasa
mereka, kemudian setelah mencicipi beberapa ta’jil para tamu dipersilahkan
untuk makan berat yang memang sudah dihidangkan diatas meja, tersusun rapi.
Ada beberapa orang yang melanjutkan untuk solat magrib
terlebih dahulu sebelum makan berat, dan kami semua akhirnya menunggu sekitar
10 menit waktu solat magrib dan kemudian kembali, ada perasaan syukur yang luar
biasa ketika saya melihat orang-orang dengan muka riang mengantri untuk
mengambil makanan yang memang sudah kami sediakan.
Hati saya berucap syukur yang luar biasa, Kepada Mu Ya
Allah:
Atas Nikmat Rizki
yang Engkau berikan pada saat itu,
Aku bersyukur juga telah Engkau Anugrahkan keluarga yang
begitu peduli dengan keadaan ku, begitu mau bersusah-susah untukku, membantu
dan mengurangi beban pikiranku,
Aku bersyukur memiliki “EMAK sama BAPAK”yang sayang
terhadapku, yang mau meringankan hal yang membuatku berfikir sebelumnya apakah
aku mampu mengadakan acara lamaran ini, dengan uang saku yang ada dikantungku
tak seberapa jumlahnya, mereka mampu membuat hal ini menjadi seolah-olah mudah.
Memang sungguh benar bahwa “Ridho Allah adalah Ridhonya Orang tua mu”.
Aku bersyukur punya kakak yang memang sayang terhadapku,
biarpun aku merepotkan mereka dan aku tak bisa membalas apa-apa, mereka mau
mengorbankan waktu dan tenaganya untuk membantuku,, terimakasih banyak..))
Masih dalam suasana makan, tiba-tiba hujan turun dan membuat
suasana rumah menjadi begitu sejuk hawanya. Aku berfikir “Semoga ini adalah
Rahmat yang Engkau berikan untukku dan untuk seluruh alam.” Terimakasih Ya
Allah.
Hujan yang turun tinggal rintik-rintik, tak lama keluarga
dari pihak calonku langsung pamit, kemudian aku memberikan aba-aba kepada kakak
untuk mengeluarkan hantaran yang memang kami siapkan untuk oleh-oleh, selesai
mereka pamit turun dan keluar meninggalkan kediaman dari keluarga saya. Senyum
bahagia terukir diwajah kami, untuk mengantar mereka sampai kedepan pintu.”
Perasaan luar biasa aku rasakan, semuanya terlewati, aku bahagia
melihat cincin yang terlingkar dijari manis tangan kiriku, tak terfikir ini
memang benar nyata Ya Allah, aku terharu.)) Dan harapan ku selanjutnya semoga Engkau
memberi kelancaran dan kemudahan untuk prosesi menjelang pernikahan kami nanti,
Aamiin Ya Rabbal Allamiin. J
I LOVE YOU, BIE :*
RICO VIAN